Rabu, 16 Mei 2012

Mahfudzot Kelas 1 Semester Akhir



1.  إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
·         Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.

2.  مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
·         Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.

3.   قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
·         Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

4.  خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
·         Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.

5.   خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
·         Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja).

6.  لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
·         Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat.

7.  إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
·         Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).

8.  لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً
·         Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir.

Selasa, 15 Mei 2012

Tafsir bi al-Ra’yi

PENDAHULUAN.
AlQur’an diturunkan oleh Allah SWT adalah untuk menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Bahkan juga menjadi petunjuk bagi seluruh manusia, baik ia muslim atau tidak. Selain sebagai petujuk, alQur’an juga menjadi penjelas bagi petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil, yang salah dan yang benar. Kedudukan sebagai petunjuk hidup, maka alQur’an harus dipahami oleh umat manusia, khususnya umat Islam. Untuk itulah dibutuhkan perangkat yang namanya ilmu tafsir.
Ilmu tafsir berperan menguraikan maksud yang terkandung dalam ayat-ayat alQur’an, mengingat alQur’an diturunkan selain dengan gaya bahasa yang sangat tinggi, juga terdapat ayat-ayat yang muhkam dan mutasyabih. Dalam hal ini para ulama’ sering mengklaim bahwa alQur’an diturunkan dengan kalimat yang ringkas namun membawa unsur-unsur uslub (gaya) bahasa yang padat makna sehingga membuat para ahli bahasa zaman dahulu (bahkan sampai sekarang) tidak mampu menandingi alQur’an. Selain itu, juga tidak setiap orang memiliki kompetensi untuk menafsirkan alQur’an.