Rabu, 09 November 2011

Berqurban dengan menyembelih binatang pada diri sendiri

Hari Raya Idul Adha kita kenal dengan hari raya Qurban
Pada dasarnya kata qurban dalam bahasa Arab berarti mendekatkan diri. Dalam fiqih Islam dikenal dengan istilah udh-hiyah.
Penyembelihan hewan qurban yang menjadi bagian dari syari’at Islam, adalah bentuk penjelmaan dari ketaqwaan Ismail kepada Tuhannya. Ismail a.s. ikhlash menerima tawaran ayahandanya untuk disembelih sebagai pembuktian cintanya kepada Allah SWT. Dia telah mampu mengalahkan keinginan nafsu dan tuntutan dunianya, karena sadar bahwa cinta dan ridhanya kepada Allah melebihi segalanya.
Seyogyanya kita umat Islam, menyembelih hewan qurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik berikutnya berdasarkan atas keikhlasan dengan landasan cinta dan taqwa kepada Allah SWT. Hindarkan diri dari riya’ dan motivasi yang bisa merusak pahala qurban.
Namun, Pengertian berkorban bukan sekadar menyembelih binatang korban dan dagingnya kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Akan tetapi, secara filosofis, makna korban meliputi aspek yang lebih luas.
Dalam kehidupan sosial berkorban dimaknai sebagai penyembelihan sifat-sifat binatangi yang ada da
lam diri kita, diantara sifat tersebut adalah rasa tidak tahu malu, serakah, ingin menang sendiri dan tidak mau disalahkan atau di koreksi untuk kebaikan.
Binatang memiliki sifat serakah, ingin menguasai makanan sendiri bahkan demi makanan saudara sejenisnya atau sedarahnya pun dihantam. Sifat ego menjadi jiwanya sehingga tidak menggubris nasihat-nasihat yang baik. Yang lebih parah binatang memiliki sifat tidak tahu malu, sesuka hati mengumbar auratnya, bahkan tidak malu berhubungan badan didepan umum.
Sifat-sifat hewani inilah yang seharusnya kita sembelih sering dengan penyembelihan binatang qorban yang akan kita lakukan. Inilah salah satu makna tersembunyi dari pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, sehingga kita bisa benar-benar bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

WaAllahu ‘alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar