Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari sebagian besar
masyarakat di indonesia dari berbagai golongan dan suku. Kopi memang sungguh
nikmat, baik jika diminum pagi hari maupun pada saat malam hari guna menemani ketika
pekerjaan menumpuk.
Ngopi
(baca; Nyeruput kopi) bukanlah sekedar minum seperti meminum air putih, namun ngopi
memiliki nilai kenikmatan yang lebih dari sekedar minum.
Menyeruput
kopi telah menjadi salah satu trend dan tradisi anak-anak muda sekarang ini
terutama kalangan anak kost, baik sekedar melepas penat dengan canda tawa khas mereka
maupun sembari berdiskusi tentang kegiatan perkuliahan atau hal-hal yang
berkembang. Disamping itu Ngopi di Indonesia merupakan hal yang sudah ada dan
dilakukan secara turun – temurun, sehingga wajar saja bila hampir disetiap
daerah di Indonesia kita dapat menemukan warung kopi ‘warkop’ dengan
segala segmentasinya, ada yang regional seperti warung – warung kopi kecil ada
juga yang lebih ekslusif dan elegan dalam bentuk cafe kopi.
Sekilas
akan kita telusuri apasih sebenarnya kopi itu !
Kata kopi atau dalam bahasa Inggris coffee
awalnya berasal dari bahasa Arab yaitu qahwah, yang berarti
kekuatan. Kemudian kata kopi yang kita kenal saat ini berasal dari bahasa Turki
yaitu kahveh yang kemudian belakangan menjadi koffie
dalam bahasa Belanda dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata
tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi.
Biji kopi dapat bermanfaat untuk berbagai
produk penambah rasa makanan. Namun yang paling populer pengolahannya tentu
saja diolah menjadi minuman yang nikmat. Khusus di wilayah sumatera kopi yang
cukup terkenal dapat kita dapatkan di daerah sumatera bagian utara atau lebih
dikenal dengan kopi dairi.
Indonesia, Negara yang notabennya Negara agraris
yang secara gografis merupakan Negara pertemuan lempengan eurosia dan
india-australia memiliki alam yang sangat subur, memiliki begitu banyak
keanekaragaman hayati juga memiliki banyak perkebunan-perkebunan kopi yang
cukup terkenal. Namun sangat disayangkan, kita masih kurang begitu memikirkan
tentang kopi ini. Di luar negeri saja seperti di daerah eropa bagian timur
mereka mampu mengolah kopi Indonesia menjadi minuman spesial yang digemari oleh
para penduduknya dan memiliki branded, sedangkan kita sendiri sebagai warga
pribumi sangat minim mempopulerkan dan menginovasi pengelolaan kopi tersebut.
Bagaimana nantinya jika kopi dari Indonesia, tetapi pengelolaan dan
penginovasian dalam pengelolaannya menjadi hak paten Negara lain, Sungguh
sangat disayangkan…..
Ngopi selain lebih dikenal berfungsi sebagai
penghilang kantuk, kopi juga dapat bermanfaat sebagai obat, dalam hal ini untuk
mengobati migrain, sakit kepala, gangguan jantung, asma kronis dan gangguan buang air, mengurangi
risiko kanker hati, kanker payudara dan
kanker usus besar, melindungi hati dari sirosis. Namun selain itu ngopi juga
dapat dijadikan sebagai teman pelipur lara disaat ngobrol bersama teman-teman tanpa mengurangi indahnya
kebersamaan itu.
Meski demikian, untuk konsumsi kopi berlebih
bisa berakibat buruk. Jika mengkonsumsi kopi secara belebihan dapat
meningkatkan asam lambung, menyebabkan ketegangan, dan mempercepat detak
jantung. Selain itu, konsumsi kopi secara berlebih, sering dikaitkan dengan
sakit maag.
Bila
ditelaah dari sisi sosialnya –sosiologinya--, Sebenarnya bagi mereka yang memiliki
tradisi ngopi inilah yang memiliki intelegent social yang tinggi, hal ini dikarenakan
dengan mengopi bareng, baik yang model salome (satu lobang rame-rame –istilah
untuk segelas rame-rame dalam dunia santri--) ataupun dengan segelas seorang,
setiap individu akan belajar menyampaikan ide dan argumennya dalam diskusi
serta mencoba memahami tipekal tiap individu yang manjadi kawan diskusi,
sehingga akan melahirkan rasa kebersamaan dan tidak memaksakan kehendak dengan
orang lain.
Disamping
kopi itu sendiri, memiliki makna filosofi sebagai pelebur, pewarna dan pemberi rasa
terutama bagi air. Bila kita perhatikan, ketika kopi diseduh ia tidak memaksa
dirinya untuk terus menjadi serbuk (kopi udah di olah nie) tetapi dia akan
berbaur dengan air dan mengubah warna serta rasanya. Itulah mengapa kita
sebagai manusia dituntut untuk dapat memiliki sifat kopi dalam lingkungan kita
saat ini, kalau diibaratkan kita seperti kopi, maka lingkungan kita adalah
airnya. Kitalah yang akan mewarnai lingkungan tersebut dengan cara, rasa dan
ideology kita yang sebelumnya sudah tertatar dengan baik. Sehingga pada
akhirnya tidak ada lagi wacana bahwa lingkungan lah yang menjerumuskan kita.
Kalau lah masing - masing kita dapat merubah dan membangun lingkungan kita
dengan baik, maka bukan tidak mungkin secara universal kita juga dapat
membangun negeri ini dengan baik pula.
Jadi mari kita ngopi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar